Namaku Fiona Elbert. Aku sekolah di SMP 5 di Jakarta kelas 7-4. Aku memiliki seorang sahabat namanya Tia Paulina, aku biasa memanggilnya Lina atau Tia. Kami juga sekelas bahkan sebangku. Suatu hari aku bermimpi kalau aku berpacaran dengan salah seorang teman sekelasku namanya Aditya. Menurutku dia tampan, dia juga berkulit putih, tapi sayangnya tinggi badannya masih dibawahku. Keesokan harinya setelah selesai semua pelajaran aku menceritakan mimpiku itu pada Tia.
      " Jadi gitu Na, apa pendapat kamu tentang mimpi aku tadi malem itu?" kataku setelah bercerita panjang lebar.
      " Hmm.. Aku belum bisa berpendapat sih Fi soalnya aku takut salah ngomong. Tapi apa sekarang ini kamu suka sama Adit, Fi?" kata Tia.
      " Enggak kok! Aku gak suka sama Adit. Lagipula kamu juga taukan kalau adit itu banyak yang suka. Yaa.. Diakan Bisa dibilang idola disekolah kita. Udah cakep, kulitnya putih, baik, jago main futsal, keren ditambah lagi senyumnya.. Manis!" kataku seolah mengagumi sosok Adit.
      " Hmm.. Kayaknya kamu harus siap-siap aja deh Fi! Soalnya menurut aku kamu itu suka sama Adit, tadi aja kamu muji Adit sampe kayak gitu padahalkan gak sampe segitunya juga kali Fi!"
      " Apa gitu Na? Jadi aku suka sama Adit? Ya ampun. Kalau gitu aku pikirin lagi deh kata-kata kamu itu. Oh iya besokkan kita libur yah Na? Karena tahun barukan? Aduh kita jadi gak bisa ketemu nih. Oh iya aku pulang dulu yah Na. Udah siang nih lagipula aku capek. Dah Tia" kataku sambil tersenyum dan melambaikan tangan.
                Setiba dirumah aku langsung tertidur. Namun malamnya aku sulit tidur, aneh rasanya acara tahun baru hanya aku lewatkan dirumah. Tiba-tiba "rrr..rrr.." handphoneku bergetar, saat kulihat ternyata ada pesan masuk yang isinya 
     " Malem Fi.. Ini Adit. Bete nih gak ada sms terus ke handphoneku. Aku ganggu gak nih?" Ah Adit ternyata aku cukup bingung mau bales gimana sms itu tapi tetap aku balas.
     " Malem juga Dit, emangnya kenapa kamu bete? Gak main keluar  gitu Dit? "
     " Iya nih, aku agak gak enak badan. Biasalah cowok, tadi abis trek-trekan dulu tapi ujan jadi pada langsung bubar deh hahaha" balasnya. Entah kenapa hatiku ini rasanya senang sekali bisa smsan sama Adit lalu aku ingat kata-kata Tia tadi. Aku mulai berpikir mungkin Tia benar kalau aku memang menyukai Adit. Saat jam menunjukan pukul 00.31 mataku rasanya sudah sangat mengantuk hingga akhirnya aku tidak membalas lagi pesan dari Adit, sampai 3 kali dia mengirimku pesan yang sama dengan waktu yang tidak jauh berbeda. Lalu aku mengirimi dia pesan
     " Dit, sorry yah kemaren aku ketiduran makanya gak bales lagi sms kamu. Kalau kamu mau kita lanjutin aja smsannya sekarang. By the way kamu lagi apa Dit?" lama pesanku itu tak dibalas oleh Adit hampir setengah jam aku mengunggu balasan sms darinya dan akhirnya ada juga
     " Iya Fi, gak apa-apa. Aku lagi latihan futsal nih jadi baru bales sms kamu. Oh iya handphoneku lowbatt nanti aja yah diterusinnya okey?" balas Adit. Setelah aku tunggu-tunggu ternyata Adit gak ngesms aku lagi. Keesokan harinya aku mulai menceritakan semua isi smsku itu sama Tia
     " Na, kemaren aku smsan sama Adit Na. Sama Adit! Hahaha aku seneng banget Na. Seneng."
     " Haha aku tau kamu pasti emang suka sama Adit iya kan?" jawab Tia
     " Iya Na, aku suka sama Adit! Bukan suka Na! Aku cinta sama dia" jelasku sangat bersemangat. Saat pelajaran dimulai aku mulai melirik Adit yang terlihat serius mengerjakan latihan yang diberikan guruku. Tapi "Ya ampun!" kataku. Kami bertemu mata kaget rasanya. Belakangan ini saat aku melirik pada Adit kadang selalu saja bertemu mata. Entah kenapa ada yang beda dari Adit. Saat ini rasanya waktu sangat berjalan dengan cepat. Sekarang adalah hari terakhir ulangan umum. Ada gosip yang bilang kalau di kelas 8 nanti kelasnya akan diacak. Maksudku kami tidak akan bisa sekelas lagi. Sedih rasanya kalau aku dan Adit berbeda kelas maka akupun berdo'a agar kami bisa sekelas kembali dan syukurlah do'aku itu dikabulkan. Lega rasanya aku masih sekelas dengan Adit. 2 bulan berlalu sekarang adalah pelajaran olahraga. Kami melakukan olahraga basket bersama saat aku mencoba memasukan bola ke  ring ternyata bola itu hanya memantul ke Ring akhirnya aku harus mengejar bola dan rebutan bola dengan Adit tapi.. "Eh?" tak sengaja tanganku terpegang oleh Adit, kaget banget sampe akhirnya aku jadi bengong saat sadar bolaku sudah ada ditangan Adit. Aku menceritakan hal itu juga sama Tia. Beberapa bulan berlalu. Saat ini aku sudah memiliki seorang pacar. Dia kakak kelasku namanya Dion. Suatu hari saat aku sedang meminjam handphone Tia, sengaja aku membaca sms dari Adit yang ternyata isinya "Iya Tia, aku suka sama sama Fiona itu dan udah dari dulu. Tapi sayang dia sekarang udah punya pacar" kaget sekali rasanya.
     " NA? APA ISI SMS INI BENER NA? NA JAWAB AKU! " kataku sambil setengah berteriak.
     " Sms apa sih Fi maksud kamu? Aku gak.." kata-kata Tia terputus saat tahu aku membaca sms yang seharusnya tak boleh ku baca. Terlihat raut wajah Tia benar-benar kaget.
     " KAMU! Kenapa gak cerita sama aku? Tega yah Na! Tega kamu! Aku kecewa sama kamu!" Kataku sambil menahan tangis dan berlari. Saat tiba dirumah aku mulai menangis menyesal sekarang aku menerima Kak Dion padahal aku bisa berpacaran dengan Adit kalau aku tidak menerima Kak Dion. Sekitar beberapa hari aku tidak saling berbicara dengan Tia dan entah kenapa sekarang aku mulai dekat dengan Via teman sekelasku. Suatu hari Tia mengirimiku pesan
     " Okey Fi, aku tau aku salah. Tapi ini pesen dari Adit. Dia bilang jangan bilang sama kamu. Aku hanya menepati janji aku sama Adit. Okeylah kalau kamu marah sama aku. Tapi besok pokoknya kamu harus denger semua penjelasan aku dan aku bakal ceritain semua yang pernah diceritain sama Adit ke aku."
      " Okey Na! Harus semuanya! Aku tunggu!" balasku ketus. Keesokan harinya Tia memceritakan semua yang ia tahu padaku. Sambilmenahan tangis aku mendengarkan semua cerita Tia. Yang ternyata dari dulu Adit memang menyukai aku tapi ia tak pernah menyatakannya karena ia takut ditolak olehku. Bingung aku memikirkan semua masalah ini. Saat aku sangat merasa gelisah ternyata ada gosip yang bilang bahwa Adit sudah berpacaran dengan Sesilia dari kelas 8-3 sakit sekali rasanya hatiku ini. Besok adalah hari aku dan semua teman-teman dari kelas 8 akan berstudy tour. Saat siang aku sangat mempersiapkan segala sesuatunya untuk besok. Belakangan ini hubunganku dengan Kak Dion kurang baik. Kemarin aku mengirimi dia pesan yang isinya aku meminta putus darinya. Saat hari pertama study tour dia menjelaskan semua keadaan yang sedang ia hadapi dan dia juga masih belum ingin putus dariku katanya. Saat hari kedua aku bermain di taman main namun saat aku keluar dari taman bermain
     " Fi, sebaiknya kamu jangan melihat kebelakang yah" kata Via dan Tia
     " Emangnya napa sih?" kataku sinis. Saat aku menoleh kebelakang terlihat Sesil dan Adit sedang jalan berdua tidak jauh dibelakang kami. Hatiku sangat sakit saat melihat itu. Lebih sakit lagi saat melihat ternyata mereka berpegangan tangan. Sedih rasanya.
     " Tuh kan. Tadikan Via udah bilang kamu jangan lihat kebelakang Fi! Kamu pasti sedihkan? Udah ayo kita jalan lebih cepet lagi!" kata Tia yang mempercepat jalannya. Namun entah kenapa rasanya aku tak ingin berjalan cepat. Rasanya kakiku ini sangan lemas dan tak sanggup untuk berjalan, namun aku memaksa kakiku supaya terus berjalan meski lambat. Saat tiba di bis aku kembali melihat Adit dan Sesil namun agak berjauhan. Lalu rombongan study tour kamipun pulang semua anak tertidur pulas saat diperjalanan sampai kembali dan dibangunkan oleh guide
              Hanya 5 bulan lamanya hubungan Adit dan Sesil. Selalu mulai kuperhatikan sekarang Adit lebih sering melamun, meski hatiku sakit tapi tetap saja sedih rasanya Adit melihat murung seperti ini.  Tidak lama setelah Adit putus dengan Sesil akupun putus dengan Kak Dion. Suatu hari Adit mengirimi aku pesan.
      " Aku tahu kamu suka sama aku tapi kenapa kamu gak pernah nunjukin itu sih Fi?"
      " Apa maksud kamu sih Dit?" balasku
      " Aku tahu kamu suka sama aku tapi kenapa?"
      " Aku gak nunjukin ke kamu karena kamu gak pernah minta!"
      " Gimana aku mau minta kalau aku gak tahu kamu suka sama aku atau enggak"
      " Karena aku gak mau jadi boneka kamu! Yang bisa kamu mainin seenaknya! Kaya selama ini! Aku gak akan mungkin mudah percaya lagi sama kamu! Aku kira waktu malam tahun baru itu kamu mau mulai nunjukin ke aku kalau kamu suka sama aku! Tapi ternyata kamu malah jadiankan sama Sesil.. Hati aku sakit Dit!"
      " Maksudnya? Aku gak kaya yang kamu kira Fi.."
      " Terserah kamu! Aku gak peduli!"
      " Fi, kamu marah sama aku?" balas Adit, namun aku tidak membalas lagi pesannya itu karena aku takut hatiku jadi lebih sakit lagi. Beberapa bulan aku tidak saling bicara dengan Adit. Sekarang aku sudah kelas 9 SMP aku merasa aku sudah bisa melupakan Adit. Tapi teman-temanku sekarang malah selalu berusaha mendekatkan aku dengan Adit mereka tidak tahu bagaimana sakitnya hati aku karena Adit. Karena semua hal yang dilakukan oleh teman-temanku kini aku sudah mulai menyadari kalau aku memang masih menyukai Adit. Saat aku berusaha mendekati Adit lagi hatiku kembali disakiti olehnya dengan cara dia meneleponku dan berkata kalau dia sudah memiliki pacar baru, dan meminta padaku supaya jangan mengharapkan dia lagi. Hancur sekali hatiku hari itu aku menangis seharian penuh. Menyesal sekali rasanya dulu kenapa aku marah padanya. Jika aku tak marah padanya aku pasti akan mendapatkannya. Sekarang Adit terlihat sangat senang dengan pacar barunya. Aku merasa beruntung sekali karena wanita itu tidak bersekolah di SMP 5, kalau ia bersekolah yang sama denganku mungkin aku akan lebih hancur lagi.
No comments:
Post a Comment